Dia, yang pergi.
————————————————
“Om, kontrak kita cuma satu tahun.” Mars melempar map hitam di tangannya ke arah Dimas yang sedang memijat pangkal hidungnya.
Melihat Mars yang sedang menggebu, Dimas hanya menarik sebelah sudut bibirnya. “Kamu nggak mau isteri pertama kamu nggak kenapa-napa, kan?”
“Tentu! Dan itu sebabnya kenapa saya accept perjanjian yang kita— oh salah, perjanjian yang Om buat lima bulan lalu.” Pria berkemeja hitam itu berjalan mendekat membuat Dimas menurunkan kakinya dari atas meja.
Si Pria paruh baya itu tertawa keras. Ia berdiri kemudiam berjalan untuk menepuk bahu Mars dua kali. “Kamu nggak pandai memainkan peran, Mars.”
Apa ini?
Mata kecokelatan milik Mars menatap tajam ke arah Dimas yang sedang bersandar di mejanya dengan kedua tangan terlipat di atas dada. Alisnya menukik tajam— memikirkan segala kemungkinan yang bisa saja terjadi karna bagaimanapun Dimas dan adiknya— Hary adalah manusia yang licik.
“Kamu pikir saya akan diam saja ketika ANTR mengalami penurunan saham sampai limapuluh persen?” Dimas tertawa seperti orang kehilangan akal. Matanya menatap Mars seolah merendahkan.
“Jangan bilang—”
“Iya, semua perjanjian kita adalah palsu!” Potong Dimas dengan cepat yang membuat Mars mundur beberapa langkah.
Semua perjanjian yang dibuat lima bulan lalu adalah palsu. Jadi tidak ada pernikahan kontrak dengan Anne? Itu tandanya ia bisa menceraikan gadis kecil itu kapanpun ia mau. Tapi satu,
bagaimana nasib Sea?
Sekali lagi, Dimas dan Hary adalah manusia yang paling berbahaya di hidupnya Mars. Dia bahkan mengancam akan memastikan kalau anak yang dikandung Sea tidak akan pernah bisa melihat indahnya dunia.
Gila.
“Saya akan segera ceraikan Anne!” Tegasnya yang membuat Dimas membola. Ia berjalan mendekat ke arah Mars tangannya terangkat untuk menampar pria muda itu.
“Papa!” Gadis kecil pembohong itu berlari dari arah pintu ruangan Dimas kala melihat Papanya ingin melukai sang suami. “Pa! Anne mohon jangan lukai Mas Mars...”
Mas?
Mars mendengus geli setiap Anne menyebutnya dengan kata seperti itu— karena yang ia harapkan dari dulu kalimat itu keluar dari mulut Sea.
“Mas,” Anne beralih ke arah Mars yang masih diam mematung di tempatnya. “Nggak apa-apa?”
Mars segera menepis tangan Anne yang pelan, “saya talak kamu.”
Jantung gadis kecil itu seolah mati. Ini baru hari kedua setelah pernikahannya dengan Mars. Tapi kenapa ia mendapat kalimat yang tidak pernah ia harapkan sebelumnya?
“Mars!” Diam mengeluarkan suaranya kala melihat Mars yang sudah berlari meninggalkan ia dan Anne di ruangannya.
Anne menatap tajam Papanya, “semua karena Papa, kan?!”
Sedangkan di luar sana Mars berlari tergesa untuk masuk ke dalam mobilnya. Ia ingin pergi ke apartment Arnav untuk menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Muai dari kehamilan Anne yang ternyata adalah tipuan agar Sea membenci dan melepaskan Mars sampai dengan kontrak pernikahan yang palsu agar Dimas juga Hary tidak lagi berbuat semena-mena kepada Sea.
Ia melajukan mobilnya di atas kecepatan rata-rata dengan isi kepala yang masih panas. Matanya menyipit sesekali karena sinar matahari terlalu menusuk pagi ini.